Cerita Seks Terbaru Dan Terpanas Sepanjang Masa, silahkan Menikmati dan sebarkan Temen temen beceker,,,
Jumat, 16 November 2012
Bercinta dengan tunangan orang
Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota
yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini
terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan
nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan
nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus
keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Oh ya, Edi ini punya adik
laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau
tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu
aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku
berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput
temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan
kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa
menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana
rupanya. Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak
begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku. “Hei Rick..!
Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?” kata Deni. “Tuh.., di atas
meja belajar.” kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh
acaraku. “Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar
ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu
kesini. Bentar kok Rick..,” kata Deni sambil tertawa kecil. “Erick..,”
kataku sambil menyodorkan tanganku. “Indi..,” katanya sambil tersenyum.
“Busyeett..! Senyumannya..!” kataku dalam hati. Jantungku langsung
berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual
sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya,
pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar. “Heh..! Kok
malah bengong Rick..!” kata Deni sambil menepuk pundakku. “Eh.. oh..
kenapa Den..?” kaget juga aku. “Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi..,
kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung
pergi. Indi hanya tersenyum saja. “Sialan lu Den..!” gerutuku dalam
hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah
dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku
ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. “Mo minum apa
Ndi..?” kataku melepas rasa maluku. “Apa aja deh Rick. Asal jangan
ngasih racun.” katanya sambil tersenyum. “Bisa juga bercanda nih cewek,
aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi
untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami
mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal
sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu
kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung,
nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang
bahwa dia tidak akan kemana-mana. “Udah deh Ndi.., mungkin rencananya
itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok
bijaksana. “Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa
kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!”
ucap Indi dengan nada kesal. “Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau
dugaan Kamu salah,” kataku. “Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh,
nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Indi. “Terus mau ngomong apa
nih..?” kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. “Kamu udah
punya pacar Rick..?” tanya Indi. “Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada
yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong. “Ah bohong Kamu
Rick..!” ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran
darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan-
lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang
terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi,
karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik
tanganku. “Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u
pura-pura bodoh. “Rick, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Indi seperti
memelas. “Iyaa.., ada apa Ndi..?” jawabku. “Aku.., Aku.. pengen bercinta
Rick..?” pinta Indi. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir
di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami
berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.
“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan
kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia
membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku
hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini
mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini
aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.
Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, “Aku
pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!” Lalu dia mulai
mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah. Mendapat
perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut
sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium
bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya
ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup
lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian
kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia
mendesah kenikmatan, “Aahh Rick..!” Mendengar desahannya, aku semakin
bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya.
Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan,
pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini
ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah
mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi
sakitnya sakit nikmat. “Rick.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Ndi..,” kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu
persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke
samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah
puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, “Akhh.., Ndi.”
Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga.
Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala
kemaluanku off set alias menyembul ke atas.Indi melihat wajahku
sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu.
Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan
seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang
keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati,
kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Okhh..
nikmat sekali,” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa
disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit
kemaluanku. “Auwww.., sakit dong Ndi..!” kataku sambil agak meringis.
Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju-
mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat
juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,”Ndi, Aku mau keluar..
akhh..!” Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih
keras lagi, hingga akhirnya, “Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar
panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa
agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih,
Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri,
sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku,
menciumi bibirku. “Puasin Aku Rick..!” katanya sambil memeluk tubuhku,
kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku
lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya,
kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan,
“Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku
mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri,
sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil
kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..!
Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya,
badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke
bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat,
tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan,
mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi
semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air.
Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir
kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan
agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. “Aakkhh.. Rick..,” Indi
menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan
cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman
pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah.
Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. “Rick..! Masukin
Rick..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku
yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan
senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir
kemaluannya. “Udah dong Rick..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm..,
rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian
kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai,
terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit,
kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah.
Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku
terbenam di dalam liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Rick..!” desah Indi.
Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos
kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat,
kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian
kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. “Aakkhh.., teruss..,
Sayangg..! Teruss..!” erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku.
Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang,
“Aaakkhh.. Eriicckk..!” Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan.
“Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Indi. “Aku masih lama Ndi..,”
kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke
tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku.
Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi. “Aakkhh Ndi..,
punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku
juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah
basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak
kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. “Aahh
Ndi.., Aku hampir keluar..,” kataku agak terbata-bata. “Aku juga Rick..!
Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Indi sambil menggoyang
pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun
tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin
kupercepat, sampai pada akhirnya, “Aaakkhh.., Ericckk..!” jerit Indi
sambil menancapkan kukunya ke pundakku. “Aakhh, Indii.., Aku sayang
Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat,
dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. “Kamu
hebat sekali Rick..!” puji Indi. “Kamu juga Ndi..!” pujiku juga setelah
agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain
kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2012
(114)
-
▼
November
(50)
- Admin Unit Untuk Semua
- Mencicipi Pacar Teman
- Ngentot Adik Di Kamar Mandi
- Nafsu birahi Ibu dan Adikku
- Merasakan Meki Keponaanku Dan Temanya
- Tertipu Tapi Nikmat
- Tubuhku Hancur Di Meja Judi
- Klimaks Dengan Suster
- Ngeseks Sehabis Ngegym
- Janda Kembang Ngakang
- Gairah Birahi Stw Karir
- Ketika Wanita Alim Di Cabuli
- Ngeseks Digoa Saat Menstruasi
- Vagina Janda Rasa Perawan
- Adegan Seks Saat Audisi Bintang Baru
- Inilah Cerita Sang Pemerkosa Spesialis
- Pelajaran Biologi Ngesex Di SMA
- Pak Polisi Muda Yang Tampan Dan Menggairahkan
- Ngentot Tante Anis
- Zaskia Sungkar Masturabasi
- Cerita Sex Pemorkosaan DiPenjara
- Ternyata Aku Punya Kelainan Sex
- Cerita Seks Nikmatnya Tubuh Perawan
- Cerita Seru Amel Pelayan Toko
- Cerita Sex Ngentot Di Sekolah
- Pesta Mesum Murid Baru SMU Montok
- Nikmatnya Tubuh Adik Sepupuku Cantik
- Cerita Ngewe Genk SMA
- Cerita Dewasa Selingkuh Pertamaku
- temen kecil w
- Pesta Sex Suami Istri di Diskotik
- Pengalaman SEX PERTAMAKU Dengan Teman sepermainan
- bercinta dengan sahabat istriku
- Bercinta dengan tunangan orang
- rumahku surga dan nerakaku
- bisnis gratis sekalian nyari teman kencan
- mama tiriku adalah guru seks ku
- jilat jilatan ama nyokap
- ngentot dengan teman suami ku
- adikku sangat memuaskan
- Cerita Dewasa Sedarah Dengan Adik Iparku
- gara-gara ranjang yang kesempitan
- mama tiriku adalah guru seks ku
- bukti sayang fenny ke papa
- Cerita mesum Agen Model Terkutuk
- Bercinta dengan Adik Ipar
- tanteku seksi sekali
- Menikmati Istri Teman Rame – Rame
- hadiah ulang tahun dari mamaku
- adik yg seksi
-
▼
November
(50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar