"Kriing.." jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.
"Wah gawat, telat nih" dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.
Pagi
itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini
orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ria. Tinggi
badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari
Bandung, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas
permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.
Oh ya, tante Ria mempunyai dua anak perempuan Latifaah dan Tya.
Latifaah sudah kuliah di semester 4 dengan tubuh yang langsing, payudara
36B, dan tinggi 165. Sedangkan Tya mempunyai tubuh agak bongsor untuk
gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di
rumah tante Latifaah aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga
wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di
rumah. Tapi kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ria di
kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk seminggu.
Hari
Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ria. Setelah perjalanan
30 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras
rumah.
"Met pagi semua" aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
"Pagi, Mas Ricky. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?" Tya membalas sapaanku.
"Iya nih kesiangan" aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
Tante
Ria masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening
agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air
aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di
dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci
yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku
berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku
terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih
tante Ria tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat
akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ria
sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke
vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian
kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, "Hmm, ohh, arhh".
Kulihat
tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya
semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ria ini sudah
mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.
Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis
pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante
Ria, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ria berhubungan
badan denganku.
"Lho Ric, kamu lagi apa tuh kok tanganmu
dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku
bilang ke ibu kamu lho." Tiba-tiba suara tante Ria mengagetkan aku.
"Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya." Celetuk tante Ria sambil masuk kamar.
Aku
agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma
sekedar guyonan. Setelah tante Ria berangkat kerja, aku sendirian di
rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan
sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
"Hmm.. geli ah"
Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ria sudah berbaring di
sebelahku sambil tangannya memegang kontol ku dari luar sarung.
"Waduh,
maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun." Kata tante sambil dengan
pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat kontolku menegang 90%.
"Tante
minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan
alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang." Begitu
alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
"Waktu
tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan
sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi
terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya kontol mu"
Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
"Sudahlah
tante, gak pa pa kok. Lagian Ricky tahu kok kalau tante yang seksi ini
tadi pagi masturbasi di kamar mandi" celetukku sekenanya.
"Lho, jadi kamu.." Tante kaget dengan mimik setengah marah.
"Iya, tadi Ricky ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?" agak takut juga aku kalau dia marah.
Tante
diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit.
Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka
lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai
rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang
terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap
terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan kontolku di sarungku.
Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku
jadi salah tingkah.
"Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini.." dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
"Iya sayang, Ricky sudah lama inginkan itu." celetukku sekenanya.
"Ya sudah peganglah sayang?" kata tanteku yang seksi itu.
Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
"Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir." tante Ria merengek perlahan.
"Hmm..shh" tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok
yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal
CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku
berada di atas tubuh tante Ria. Tangan kiriku semakin berani meraba
gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan
dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya
tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang
keras.
"Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh." tante mengagumi kontolku yang belum pernah dilihatnya.
"Ya sudah dibuka saja tanteku sayang." pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
"Wah,
rupanya tante punya kontol lain yang lebih gedhe." Gila tante Ria ini,
padahal kontolku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi
meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku
sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante
terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang
terperangah melihat kontolku yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan
ukuran sebenarnya.
"Sayang.. ngapain berhenti?" aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
"Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?" agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
"Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding" sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan kontolku yang mempunyai panjang 13 cm dengan diameter 4 cm.
"Emangnya
punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama
kontolku." Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
"Hmm, iya deh." Lalu tante mulai menjilat ujung kontol.
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal kontol
"Ahh.. enak sayang, terusin hh." aku mulai meracau.
Lalu
aku tarik kepala tante Ria sampai sejajar dengan kepalaku, kami
berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama
tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante
Ria. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil
melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan
duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup
rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
"Ayo sayang, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini." Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
"OK sayang" aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
"Shh.. ohh" tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
"Hh.. mm.. enak sayang, terus Ric.. yaa.. shh" tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin
dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula
omongan tante Ria. "Ahh..Sayang..shh..sayang aku mau keluar." tante
mengerang dengan keras.
"Ahh.." erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya
tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya,
dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
"Hmm..kamu
pintar sayang. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa
jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?" dengan
manja tante memeluk tubuhku.
"Ehh, gimana ya tante.." aku ngomgong sambil melirik ke kontol ku sendiri.
"Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya" tante sadar kalau kontol ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya
kontol ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut
tante mulai mengocok kontol. Setelah lebih kurang 15 menit tante
berhenti mengocok.
"Ric, kok kamu belum keluar juga. Wah selain
besar ternyata kuat juga ya." tante heran karena belum ada tanda-tanda
mau keluar sesuatu dari kontolku.
Tante bergeser dan terlentang
dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante
Ria, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya
yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.
Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot.
Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan
menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante
melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya.
Aku gesek-gesekkan ujung kontolku ke vaginanya dari atas ke bawah dengan
pelan. Perlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak
karuan.
"Tante siap ya, aku mau masukin kontolku" aku memberi peringatan ke tante.
"Cepetan
sayang, Fuck me sayang, ayo.. tante sudah gak tahan nih." tante
langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan kontolku.
Dengan
pelan aku dorong kontolku ke arah dalam vagina tante Ria, ujung kepalaku
mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga
separuh kontolku sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan
aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah
lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan
merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
"Sayang, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh" tante berbicara sambil merasa keenakan.
"Ahh.. shh mm, tanteku sayang ini cara Ricky agar tante juga merasa enak" Aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa kontolku ke dalam vagina tante.
"Ahh.." kami berdua melenguh.
Kubiarkan
sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan.
Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya
dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan.
Vagina tante Ria ini masih kencang, pada saat aku menarik kontolku
bibir vaginanya ikut tertarik.
"Plok.. plok.. plokk" suara benturan pahaku dengan paha tante Ria semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras "Ahh.. sayang tante nyampai lagi"
Pinggulnya
dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul
tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan kontolku masih menancap
dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku
tante Ria, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai
merasakan ada desakan panas di kontolku.
"Sayang, aku mau keluar nih, di mana?" aku bertanya ke tante.
"Di
dalam aja sayang, tante ingin merasakan sperma kamu sayang, dan tante
juga mau lagi nih" sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
"Arghh.. sayang aku nyampai".
"Aku juga sayang.. ahh" tante juga meracau.
Aku
terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan
semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami
berciuman dengan mesra.
"Sayang, kamu hebat." puji tante Ria.
"Sayang juga, vagina sayang rapet sekali" aku balas memujinya.
"sayang, kamu mau kan nemani tante selama om pergi" pinta tante.
"Mau dong sayang, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?" aku balik bertanya.
"Gak
apa-apa sayang, tante ingin punya anak dari kamu sayang. Jangan kuatir
ya sayang" Tante membalas sambil tangannya mengelus kontolku.
"Ih.. sayang nakal ya." sambil aku menggigit kecil payudaranya yang sangat menantang.
Akhirnya
kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti
tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami
mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.
Kejadian
ini terus kami lakukan dimana saja, bila ada waktu kosong. Hingga tante
Ria mengandung benih yang telah aku keluarkan ke rahimnya, dan aku
telah mencicipi perawan anaknya dua-duanya, tapi akan kuceriatakan lain
kali.
Cerita Seks Terbaru Dan Terpanas Sepanjang Masa, silahkan Menikmati dan sebarkan Temen temen beceker,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2012
(114)
-
▼
Agustus
(37)
- Papaku yang Nakal
- Pelajaran Bercinta
- Nyaris Aja........
- Mulusnya Ibuku, Nikmatnya Kakakku
- Mbak Irma
- Malam Indah Bersama Adik Sepupuku
- Lewat SMS
- Korban Jaman
- Keluarga Binal
- Istriku Selingkuh dengan Keponakan
- Istri Pamanku yang Menggairahkan
- Istri Kakakku yang Kesepian
- My Family Incest
- Tanteku yang Seksi Sekali
- Mengirim Berita
- Sendok & Benang
- BALON MAMA
- Anak TK
- Cerita mesum Agen Model Terkutuk
- Cerita Ngentot Istri Teman Kuliahku
- Tubuh Tante Reni
- Sopir dan Nyonya
- Wiwin Dan Anisya
- selingkuh dengan isteri tetangga
- cerita seks Pijat dan ngeseks dengan pembant (ceri...
- seks saat pramuka
- memamerkan keseksian pacar
- sekandal 4 Mata
- aku, kakakku dan teman kakakku
- rumahku surgaku
- papa tiriku
- mendandani IBU
- audisi FILM
- jadi polisi gadungan
- memamerkan tubuh istri di mall
- wartawati yg malang
- pusat rehabilitasi
-
▼
Agustus
(37)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar